Social Icons

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Selasa, 30 Oktober 2012

Tawamu kutunggu




Kutunggu tawa itu,
Renyah sebuah kebahagiaan yang tak pernah hilang.
Kutunggu tawa itu,
Belai kehangatan yang membuatku terbang,
Kutunggu tawa itu,
Dalam alunan cinta yang penuh keindahan.
Dimana tawa itu?
Tak kudapati kau berdiri lagi.
Hanya kudapati aku yang kini mematung sendiri.

Senin, 29 Oktober 2012

Belajar Menyikapi Mimpi

 

Ketika masa kanak-kanak dahulu, aku sering mendengar orang berkata, “Jangan banyak bermimpi, nanti sakit rasanya kalau tidak terlaksana”, atau “Banyak mimpi itu menjadikan orang menjadi malas, hanya sekedar melamun saja kerjaannya,”. Dari kata-kata ini kita bisa melihat bahwa dahulu, orang berpikir bahwa impian, atau keinginan yang terlalu tinggi malah akan membuat seseorang tinggi hati, malas bekerja/ beraktivitas dan hanya memikirkan mimpi/ khayalannya saja. Pikiran ini masih berakar kuat hingga aku selesai SMA (Madrasah Aliyah). Dulu ketika di sekolah dasar aku sempat ingin menjadi penulis, sangat ingin malah. Tapi hal itu akhirnya aku kesampingkan karena aku berpikir itu tidak mungkin terwujud. Aku hanya anak desa yang tidak mengerti harus belajar menulis pada siapa, rasanya pintu untuk menjadi penulis tertutup dan keinginan itu menguap begitu saja.

Minggu, 28 Oktober 2012

Sumpah Pemuda, Tonggak Kebangkitan Bangsa



Kau berdiri di garis terdepan sebagai pembela
Jiwa mudamu bergetar bergelora menembus diam kaku ditengah pilu Sang Ibu Pertiwi
Diam tak lagi berguna, kau bangkit mengawali gerak juang menuju satu suara, Merdeka!
Sumpah Pemuda
Melebur menembus batas pembeda
Demi satu kata, Merdeka!
Langkahmu nyata
Gerak juangmu menjadi tonggak kebangkitan bangsa
Menghantarkan Sang Ibu Pertiwi pada senyum pekik suara merdeka

28 Oktober 2012

Selasa, 23 Oktober 2012

Pada Raga yang Terkubur Itu!

Pada Raga yang Terkubur Itu!
Oleh Anisa Wijayanti
Pada raga yang terkubur itu, terpaut semangat yang bertaut demi sebuah kehidupan
Pada raga yang terkubur itu, tersimpan hutang untuk sebuah kemerdekaan
Pada raga yang terkubur itu, aku malu
Malu akan hari yang dijalani tanpa arti
Malu akan nyawa-nyawa yang terenggut demi kehidupan yang dinikmati saat ini
Malu,..
Seharusnya raga-raga kini malu pada raga yang terkubur itu
Saat negeri ini dijejali dengan korupsi
Saat kemerdekaan diisi dengan berselisih tiada henti
Saat generasi muda membayar kehidupannya dengan nyawa temannya sendiri demi sebuah gengsi
Pada raga yang terkubur itu, aku malu!
Malu jika mereka mulai merasa bersedih, karena semua perjuangan telah menguap begitu saja
Terbuai goresan zaman, terlupakan oleh keadaan
Menghilang semua kekuatan
Menghilang!


Senin, 22 Oktober 2012

Hukumanku



Kau mengurungku, dalam rantai besi berkarat pedih.
Kau menyakitiku, dengan sayatan siluet pagi indah.
Kau mengusikku dari ketenangan sunyiku.
Kau menyeretku ke dalam jurang kematianmu.
Menjeratku masuk, hingga perlahan mati bersamamu.
Apa ini hukumanku?
Untuk setiap sakit yang kuberikan dulu.
Apa ini hukumanku?
 Atas detik kebahagiaan yang telah kulukiskan untukmu.
Apa itu caramu membahagiakanku?
Apa dengan itu kau bisa melihat senyumanku.
Senyum dalam getir manis, nafas tersendat. Sakit.
Kau puas, terbahak, pergi!

17 Juni 2009