Ya Rabb, apa terlalau berlebihan
jika seorang wanita yang telah menikah ingin mengejar impiannya sendiri? Sebuah
impian yang telah dimilikinya jauh sebelum dia bertemu dengan penopang hidupya
kini. Sebuah impian sederhana yang membuat dirinya merasa berarti. Mungkin aku
yang terlalu kerdil dan berhati sempit ketika aku mematok impian pada sebuah
kota dimana aku bisa tinggal dengan orang-orang yang membuatku nyaman dengan
aktivitas yang sesuai dengan dambaanku dimasa lalu.
Jumat, 29 Agustus 2014
Minggu, 11 Mei 2014
Menangis, Sesuatu yang Sulit Dipahami Kaum Lelaki
Bagi wanita, terkadang
sulit untuk mengungkapkan apa yang dirasakan kepada pasangan. Saat hati sedih,
marah atau gelisah menangis menjadi salah satu pilihan yang paling sering
dipilih sebagai jalan keluar. Tapi,
apakah hal ini dimengerti oleh pasangan? Meskipun sebagian besar laki-laki tahu
bahwa saat pasangan wanitanya menangis dia sedang sangat ingin diperhatikan. Namun
para lelaki juga terkadang memiliki kesulitan untuk memahami hati pasangannya. Alhasil,
lelaki tersebut malah menanggapi tangisan pasangannya dengan kaku, bengong atau
hanya diam. Jika sudah begini, aroma ketidakharmonisan akan tercium karena
saling kesulitan memahami pasangan.
Meninggalkan Jejak Kehidupan dengan Menulis
Menulis, sebuah
cita-cita berbalut cerita dari masa kecilku dulu. Ya, sejak kelas empat sekolah
dasar aku sudah mulai menyadari ketertarikanku dalam dunia kepenulisan. Saat
itu, bersama sahabatku Eka aku sering menghabiskan banyak waktu di sela-sela
mata pelajaran dengan berbagi imajinasi tentang kehidupan putri dari negeri
dongeng khayalan kami kemudian menuliskannya bersama-sama pada lembar-lembar
kertas folio. Kami juga sering mencari gambar-gambar yang sesuai dengan cerita
kami dari majalah anak-anak seperti majalah Bobo. Sejak saat itulah,
keinginanku untuk menjadi penulis mulai tak tertahan lagi. Hanya saja, tempat tinggalku di pedesaan
membuatku kurang mengembangkan bakat menulisku. Saat itu aku bahkan tak tahu
bagaimana caranya bisa mengirimkan tulisan? dan aku berpikir untuk bisa menjadi
penulis yang tulisannya bisa dinikmati orang lain sangatlah sulit. Rasanya hampir
tidak mungkin. Oleh karena itu Masa SMP-SMA hanya kuhabiskan untuk menulis
diary yang tak pernah dinikmati siapapun selain aku.
Minggu, 04 Mei 2014
Cemburu pada Si Bayi yang Lucu, Mungkinkah?
Setiap pasangan pasti
mendambakan sebuah pernikahan yang hangat, harmonis dan romantic dimana kedua
pasangan saling setia dan saling menyayangi. Dalam perjalannya pernikahan pasti
mengalami metamorfosa bentuk kasih sayang dilakukan kepada pasangan. Jika pada
awal pernikahan dimana hanya ada suami dan istri semua lebih terkontrol dan
rasa kasih sayang lebih bisa diungkapkan, hal tersebut terkadang berubah
seiring hadirnya anak. Tak jarang kehadiran anak pada mulanya kerap memicu kecemburuan
sang istri karena perhatian dan kasih sayang suami lebih tercurah pada si anak
yang masih sangat lucu dan menggemaskan. Jika tidak disikapi dengan benar dan
dibiarkan kecemburuan ini bisa berdampak lebih buruk bagi si ibu dan sang anak
karena sang ibu akan cenderung lebih emosional menghadapi si bayi.
Kamis, 01 Mei 2014
Menghapus Rasa Khawatir
Khawatir
sebuah kata yang mengakibatkan kekalutan rasa yang luar biasa ketika tidak bisa
dikendalikan. Rasa khawatir berkaitan erat dengan kurangnya rasa percaya diri
dan optimism dalam diri seseorang saat menghadapi sesuatu yang baru misalnya
tes, lingkungan baru, pekerjaan baru atau situasi yang baru. Sebenarnya rasa
khawatir teradi karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman dari diri kita yang
dibarengi dengan kurang kuatnya sikap mental yang dimiliki. Setiap orang tentu
mengalami rasa khawatir saat akan menghadapi situasi yang baru namun yang
berbeda adalah cara masing-masing orang dalam menghadapinya.
Selasa, 29 April 2014
Terjebak dalam Kenangan
Disadari atau tidak,
terkadang sebagian orang terjebak dalam bayang-bayang masa lalu baik kenangan
dengan si dia yang gagal di tengah jalan ataupun kenangan manis bersama sahabat
lama yang biasa kesana kemari bersama-sama saat kuliah atau sekolah. Hal itu
juga saya alami dimasa awal pernikahan dimana saya baru menyelesaikan kuliah
dan menjadi ibu rumah tangga yang total berdiam diri di rumah. Tinggal
berjauhan dengan suami mungkin menjadi salah satu penyebabnya juga, kenangan akan
kehadiran lima sahabat semasa kuliah dan kebebasan saat masih sendiri kerap
menghantui rasa untuk kembali kemasa silam. Namun, tentu keinginan ini tak
mungkin untuk diwujudkan karena hidup telah mengantarkan kepada perubahan.
Hal yang lebih parah
lagi mungkin menghantui para jomblowan-jomblowati yang baru saja putus dari si
dia yang telah bertahun-tahun merajut hari bersama. Hari-hari yang indah bersama si dia tiba-tiba
berubah suram dan tak lagi menyenangkan. Sebenarnya apa yang menyebabkan kita
terjebak dalam kenangan?. Menikmati kegalauan dan kegamangan menjadi salah satu
penyebabnya. Galau atau gamang adalah sebuah perasaan yang indah bagi para
penikmatnya yang merasa kegalauan itu membuatnya berada di zona nyaman untuk
meratapi kesedihan. Berbagi cerita tentang kepedihannya membuat dia merasa
menjadi orang paling menderita dan layak dikasihani. Tapi harus kita sadari
bahwa sesungguhnya oranglain tak pernah benar-benar bisa merasakan semua
kepedihan itu. semua orang bahkan orang terdekat sekalipun hanya bisa
bersimpati dan membantu secara teknis tanpa benar-benar mampu mengobati rasa
pedih dalam hati kita jadi segeralah bergerak dari kegalauan dan jangan pernah
menikmatinya karena dengan menikmati kegalauan kita hanya akan menyia-nyiakan
banyak dari waktu kita yang berharga.
Bagaimana bagi si
penikmat masa lalu karena masa kini yang dirasa lebih buruk dari masa lalunya?
Nah, jika kasusnya seperti ini, kemungkinan terbesarnya adalah karena si
penikmat masa lalu ini tak mampu membuka diri untuk bertemu orang baru dan
merajut kenangan serta impian baru dengan orang-orang yang jelas-jelas ada
dalam kehidupaannya saat ini. Bagi yang kasusnya seperti ini (termasuk saya)
yang agak sulit terbuka dan bergaul, ada baiknya kita mencari komunitas yang
tepat bisa dari hobi atau hal-hal positif yang bisa dilakukan misalnya dengan
mengikuti pengajian yang secara tidak langsung akan membuat kita bertemu
orang-orang baru. Memang, agak sulit menemukan kebebasan dan kebahagiaan
bersama teman atau sahabat di tempat yang baru apalagi bagi orang yang telah
berkeluarga. Tentu tak sama aktivitas yang bisa dilakukan saat masih single dan
sudah berkeluarga. Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan mengikat
kenangan masa lajang di kotak hati terdalam dan segera membuat kotak baru
bernama keluarga. Meskipun, bagi anda yang baru berumah tangga terkadang agak
sulit menikmati kegiatan para ibu-ibu seperti arisan dan kegiatan ibu-ibu
lainnya. Tapi tenanglah, semua akan bisa anda nikmati seiring berjalannya waktu
asal anda mau terbuka dan berusaha menikmatinya (dalam hal ini saya sedang
menasehati diri saya sendiri juga).
Kasus yang lain adalah
orang-orang yang terjebak dalam kenangan akan daerah kelahirannya. Hal ini
menimpa orang-orang yang merantau. Perasaan bahwa kondisi tanah kelahiran jauh
lebih menyenangkan daripada tempat dia tinggal saat ini membuatnya tak mampu
menikmati tempat barunya. Lagi-lagi ini terjadi karena sifat tertutup dan
enggan menerima perubahan. Bagi anda yang mengalami kasus ini ada baiknya anda
mulai mengenali tempat tinggal baru anda dengan mencari tahu daerah wisata yang
menyenangkan atau tempat-tempat keramaian yang mungkin tidak anda temukan di
tanah kelahiran anda. Yakinkan dalam hati bahwa setiap tempat akan menjadi
kenangan indah tak terlupa dan memberikan pengalaman yang berbeda-beda tanpa
membandingkannya dengan tanah kelahiran anda.
Nah, sahabat adakah
cara kalian yang lain untuk segera terbebas dari jebakan kenangan yang
menggalaukan?
Minggu, 27 April 2014
Disaat Si Kecil Ngambek
Bunda, si kecil yang
masih berumur 1-2 tahun terkadang sering tiba-tiba menangis tanpa sebab yang
jelas, ini dikarenakan si kecil belum bisa mengontrol emosinya dengan baik. Nah
jika si kecil sering ngambek seperti ini cara terbaik adalah dengan mengalihkan
perhatiannya.
Jumat, 25 April 2014
Anak Shaleh/ Shalehah, Harapan Semua Orang Tua
Oleh Anisa Wijayanti
Seburuk apapun orang
tua, pasti ingin anaknya tumbuh menjadi pribadi yang baik, lebih baik daripada
dirinya. Pada hakikatnya, setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci sebagaimana
diriwayatkan dalam Hadis Bukhari yang
artinya Setiap
anak dilahiran dalam keadaan fitrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang
menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang
ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat
ada cacat padanya? Merujuk pada hadis di atas, sebagai
orang tua kita waib mengenalkan keimanan dan dasar-dasar ilmu agama kepada
anak. Dengan pengetahuan agama yang baik, kita berharap anak mampu mengatasi
persoalan hidupnya dengan keyakinan yang kuat bahwa dia tak pernah sendiri,
Allah selalu bersamanya sehingga anak akan senantiasa diawasi betapapun kita
tak bersamanya lagi suatu saan nanti.
Rabu, 23 April 2014
Gerimis Kala Dia Melangkah Pergi
Setiap kali melihat langkah itu
menjauh dan anakku memanggil kata “papah” dengan suara kecilnya yang khas
anak-anak selalu ada rasa gerimis di hatiku. Ah, entah karena aku yang masih
belum bisa dewasa sebagai seorang ibu yang kini hampir berumur dua puluh lima
tahun atau memang sifatku yang terlalu melankolis dan mendramatisir (begitulah
suamiku bilang).
Menghadapi Si Pemalu
Melihat tingkah laku si kecil Safiraku, rasanya seperti berkaca pada diri sendiri saat dia ketakutan dan malu-malu jika berhadapan dengan orang baru. Bagaimana tidak, aku sejak kecil pemalu ditambah lagi papanya dengan sifat pendiam dan malu-malu (malu-malu atau malu-maluin ya). Jadi sifat dari keduanya inilah yang tumpah ruah pada karakter anak kami, Safira. Jika anak lain bisa sangat antusias jika diajak bercanda atau digoda oleh orang dewasa ataupun didekati anak lain sebayanya, anakku bertingkah sebaliknya mukanya langsung ditekuk atau membelakangi orang yang ingin berinteraksi dengannya.
Sabtu, 12 April 2014
Lomba Puisi Nasionalisme 2014
Hallo sahabat #PenaIlusi, semoga selalu dalam kebaikan jiwa raga. Dan terus semangat dalam berkarya. Sebulan setelah Pemilu 9 April 2014, tepatnya pada 20 Mei 2014 kita akan memperingati Hari Kebangkitan Nasional.
Kamis, 10 April 2014
Langganan:
Postingan (Atom)