Social Icons

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Selasa, 29 April 2014

Terjebak dalam Kenangan

Disadari atau tidak, terkadang sebagian orang terjebak dalam bayang-bayang masa lalu baik kenangan dengan si dia yang gagal di tengah jalan ataupun kenangan manis bersama sahabat lama yang biasa kesana kemari bersama-sama saat kuliah atau sekolah. Hal itu juga saya alami dimasa awal pernikahan dimana saya baru menyelesaikan kuliah dan menjadi ibu rumah tangga yang total berdiam diri di rumah. Tinggal berjauhan dengan suami mungkin menjadi salah satu penyebabnya juga, kenangan akan kehadiran lima sahabat semasa kuliah dan kebebasan saat masih sendiri kerap menghantui rasa untuk kembali kemasa silam. Namun, tentu keinginan ini tak mungkin untuk diwujudkan karena hidup telah mengantarkan kepada perubahan.
Hal yang lebih parah lagi mungkin menghantui para jomblowan-jomblowati yang baru saja putus dari si dia yang telah bertahun-tahun merajut hari bersama.  Hari-hari yang indah bersama si dia tiba-tiba berubah suram dan tak lagi menyenangkan. Sebenarnya apa yang menyebabkan kita terjebak dalam kenangan?. Menikmati kegalauan dan kegamangan menjadi salah satu penyebabnya. Galau atau gamang adalah sebuah perasaan yang indah bagi para penikmatnya yang merasa kegalauan itu membuatnya berada di zona nyaman untuk meratapi kesedihan. Berbagi cerita tentang kepedihannya membuat dia merasa menjadi orang paling menderita dan layak dikasihani. Tapi harus kita sadari bahwa sesungguhnya oranglain tak pernah benar-benar bisa merasakan semua kepedihan itu. semua orang bahkan orang terdekat sekalipun hanya bisa bersimpati dan membantu secara teknis tanpa benar-benar mampu mengobati rasa pedih dalam hati kita jadi segeralah bergerak dari kegalauan dan jangan pernah menikmatinya karena dengan menikmati kegalauan kita hanya akan menyia-nyiakan banyak dari waktu kita yang berharga.
Bagaimana bagi si penikmat masa lalu karena masa kini yang dirasa lebih buruk dari masa lalunya? Nah, jika kasusnya seperti ini, kemungkinan terbesarnya adalah karena si penikmat masa lalu ini tak mampu membuka diri untuk bertemu orang baru dan merajut kenangan serta impian baru dengan orang-orang yang jelas-jelas ada dalam kehidupaannya saat ini. Bagi yang kasusnya seperti ini (termasuk saya) yang agak sulit terbuka dan bergaul, ada baiknya kita mencari komunitas yang tepat bisa dari hobi atau hal-hal positif yang bisa dilakukan misalnya dengan mengikuti pengajian yang secara tidak langsung akan membuat kita bertemu orang-orang baru. Memang, agak sulit menemukan kebebasan dan kebahagiaan bersama teman atau sahabat di tempat yang baru apalagi bagi orang yang telah berkeluarga. Tentu tak sama aktivitas yang bisa dilakukan saat masih single dan sudah berkeluarga. Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan mengikat kenangan masa lajang di kotak hati terdalam dan segera membuat kotak baru bernama keluarga. Meskipun, bagi anda yang baru berumah tangga terkadang agak sulit menikmati kegiatan para ibu-ibu seperti arisan dan kegiatan ibu-ibu lainnya. Tapi tenanglah, semua akan bisa anda nikmati seiring berjalannya waktu asal anda mau terbuka dan berusaha menikmatinya (dalam hal ini saya sedang menasehati diri saya sendiri juga).
Kasus yang lain adalah orang-orang yang terjebak dalam kenangan akan daerah kelahirannya. Hal ini menimpa orang-orang yang merantau. Perasaan bahwa kondisi tanah kelahiran jauh lebih menyenangkan daripada tempat dia tinggal saat ini membuatnya tak mampu menikmati tempat barunya. Lagi-lagi ini terjadi karena sifat tertutup dan enggan menerima perubahan. Bagi anda yang mengalami kasus ini ada baiknya anda mulai mengenali tempat tinggal baru anda dengan mencari tahu daerah wisata yang menyenangkan atau tempat-tempat keramaian yang mungkin tidak anda temukan di tanah kelahiran anda. Yakinkan dalam hati bahwa setiap tempat akan menjadi kenangan indah tak terlupa dan memberikan pengalaman yang berbeda-beda tanpa membandingkannya dengan tanah kelahiran anda.
Nah, sahabat adakah cara kalian yang lain untuk segera terbebas dari jebakan kenangan yang menggalaukan?

0 komentar:

Posting Komentar