Social Icons

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Rabu, 23 April 2014

Gerimis Kala Dia Melangkah Pergi

Setiap kali melihat langkah itu menjauh dan anakku memanggil kata “papah” dengan suara kecilnya yang khas anak-anak selalu ada rasa gerimis di hatiku. Ah, entah karena aku yang masih belum bisa dewasa sebagai seorang ibu yang kini hampir berumur dua puluh lima tahun atau memang sifatku yang terlalu melankolis dan mendramatisir (begitulah suamiku bilang).

Resiko untuk ikut merantau ke Bengkulu dan bersuamikan seseorang yang sering dinas luar sudah kupikirkan sejak dulu dan dulu aku kira aku siap. Kini, semuanya tetap kujalani,namun gerimis itu tak pernah hilang di saat sendiri. Hm.. apakah hal yang sama dirasakan juga oleh kaum ibu yang lain ketika ditinggal sendirian dan anak yang masih kecil di tanah rantau tanpa sanak saudara satupun? Ingin sekali sharing ilmu dengan ibu-ibu yang lain yang senasib denganku dengan usia yang sama. Apakah wajar jika persaan ini selalu melanda? Aku bahkan tak cukup percaya diri untuk tinggal di rumah berdua dengan anakku saja di malam hari dan merasa sepi di siang hari saat suamiku pergi. Mungkin karena ruang gerakku saat ditinggal agak terbatas, sulit untuk melihat dunia luar, sementara di kompleks ini begitu sepi.


Adakah ibu-ibu yang lain yang pernah merasakan hal yang sama denganku? Apa yang biasa dilakukan untuk membunuh rasa bosan dan rasa khawatir yang membuahkan pikiran negative saat ditinggal suami pergi keluar kota atau luar provinsi?

0 komentar:

Posting Komentar