Social Icons

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Senin, 01 April 2013

Suami, bukanlah tempat berharap dan bergantung


Bagi para wanita yang baru saja menemukan belahan jiwanya (suami), tentu ingin segera merealisasikan semua impiannya tentang berumah tangga. terkadang,impian para wanita sebelummenikah jauh dari realitas yang ada, bermimpi menjadi Cinderella. Padahal, menikah bukanlah seperti cerita di negeri dongeng dimana sang pangeran yang telah bertemu pujaan hatinya akan hidup bahagia selamanya. Justru menikah adalah awal dari segala macam ujian, terutama ujian kesabaran untuk saling menyesuaikan diri dengan pasangan.

Saya pun, termasuk salah seorang wanita yang terjebak dalam buai impian pernikahan yang jauh dari realita. berharap suami selalu ada mendampingi dalam susah dan senang, mendengar keluh kesah dan kegembiraan, mendukung setiap langkah mencapai tujuan dan memanjakan di setiap kesempatan. kenyataannya impian-impian itu hanya akan menghantarkan pada kekecewaan karena suami bukanlah dewa yang bisa hadir setiap waktu, bukan pula batu yang bisa mendengar keluh kesah setiap waktu.
Semua langkah kita sebagai wanita tetap ditentukan oleh kita pribadi,dengan tetap meminta ridha dari suami tentunya, tapi di balik semua itu suami hanyalah seseorang yang mendorong semua langkah kita. Kita tetap menjadi pelaku utama dari kehidupan kita sendiri. Karena tak semua hal bisa diselesaikan oleh suami.
Menjadi wanita yang kuat itu perlu. Belajar dari pengalaman, belajar dari kekecewaan.
Kekecewaan terlahir dari perkiraan kita yang tak sesuai dengan realita.Tak perlu mengharapkan sang pangeran itu selalu hadir untuk menyelesaikan setiap persoalan. Lakukan apa yang bisa kita lakukan walaupun tanpa kehadirannya:)
Mari kita belajar menjadi istri yang kuat:)

0 komentar:

Posting Komentar