Ada
sekelumit kisah yang berbeda pada lebaran tahun ini. Tak pernah terlintas dalam
pikiranku yang melewati lebaran tahun lalu masih dalam kondisi single bahwa aku akan melalui lebaran
kali ini bersama seorang suami dan janin yang bergerak-gerak dalam perutku.
Tepat di hari kelima setelah lebaran tahun 2011 lalu yakni tanggal 4 September
2012, kakakku menikah. Kala itu, aku bersama sosok yang menjadi suamiku kini
masih berstatus pacaran tanpa pernah berpikir bahwa kami akan menikah secepat
ini setelah pernikahan kakakku. Aku dan suamiku menikah pada tanggal 5 Februari
2012 di sela-sela perkuliahan semester tujuh menuju semester delapan. Sebuah
pernikahan dengan persiapan singkat dan terkesan mendadak yakni hanya sekitar tiga
bulan. Pernikahan yang kami nikmati sebagai kado terindah dari Allah untuk kami
di tahun ini.
Hanya selang satu hari setelah menikah aku kembali ke Bandung karena tiga hari setelah menikah masa Program Pengalaman Lapangan (PPL) dari universitas tempatku kuliah harus berjalan. Aku mendapatkan tugas untuk PPL di salah satu SMP Negeri di kota Bandung. Masa PPL sebagai pengantin baru membuatku merasa sedikit aneh. Pernikahan yang semula aku pikir begitu ribet dan asing terasa simple dan menyenangkan. Kurang lebih sebulan suamiku menemani masa-masa PPL di Bandung hingga akhirnya awal bulan April dia harus segera kembali ke Bengkulu untuk bekerja.
Hanya selang satu hari setelah menikah aku kembali ke Bandung karena tiga hari setelah menikah masa Program Pengalaman Lapangan (PPL) dari universitas tempatku kuliah harus berjalan. Aku mendapatkan tugas untuk PPL di salah satu SMP Negeri di kota Bandung. Masa PPL sebagai pengantin baru membuatku merasa sedikit aneh. Pernikahan yang semula aku pikir begitu ribet dan asing terasa simple dan menyenangkan. Kurang lebih sebulan suamiku menemani masa-masa PPL di Bandung hingga akhirnya awal bulan April dia harus segera kembali ke Bengkulu untuk bekerja.
Sejak
suamiku kembali bekerja kujalani hari-hari seperti biasa lagi bersama
teman-teman. Tak ada yang berubah sama sekali dalam hari-hari yang kujalani
hingga akhirnya lambat laun aku menyadari bahwa sesosok janin tengah tumbuh di
rahim ini. Dia tumbuh bersamaku menjalani hari-hari PPL dan bimbingan skripsi
tanpa ayahnya. Ayahnya datang sebulan sekali menemani kami, itupun tak lama
karena pekerjaannya membuat kami rela tinggal berjauhan seperti ini.
Menjelang
akhir PPL tanggal 31 Mei tiba-tiba aku mendapat informasi bahwa siding skripsi
pertama jurusan Pendidikan Matematika diadakan tanggal 21 Juni. Awalnya aku
ragu bisa menyelesaikan menulis skripsi hanya dalam waktu sekitar dua minggu
meski penelitian telah selesai aku lakukan. Tapi akhirnya berkat dorongan
semangat dari keluarga dan orang-orang disekitarku ternyata Allah memudahkan
jalan itu. Aku berhasil lulus pada sidang skripsi tanggal 21 Juni 2012 dengan
predikat sangat memuaskan. Kujalani hari-hari kejar target skripsi dan sidang
skripsi bersama janin yang tumbuh di rahimku. Sungguh pengalaman yang luar
biasa yang membuatku semakin yakin bahwa Allah akan memudahkan segala urusan
selama kita meyakini bahwa Dia akan selalu membantu kita.
Setelah
semua urusan perkuliahan dan pendaftaran wisuda aku selesaikan, awal bulan Juli
aku, suami dan janin yang ada di rahimku berangkat ke Bengkulu. Pertama kalinya
kulakukan perjalanan jauh selama hamil. Di sana, sebuah pengalaman baru
kurasakan. Tinggal di sebuah rumah, sebagai seorang ibu rumah tangga biasa. Tak
ada lagi kesibukan super padat seperti yang selama ini kujalani sebagai seorang
mahasiswa. Ternyata seperti ini rasanya menikah, barulah pelan-pelan aku
menyadarinya. Kami hanya tinggal di Bengkulu sekitar dua minggu, hari-hari
berikutnya kami sekeluarga boyongan ke Lebong. Ikut dengan suamiku bertugas di
sana selama sekita sepuluh hari. Menjelang lebaran kami akhirnya mudik ke
Ciamis dengan rute yang dibagi menjadi dua hari. Bengkulu-Bandung, istirahat
satu hari dan barulah Bandung-Ciamis.
Di
Ciamis, hari-hari menjelang lebaran terasa berbeda. Kini aku tak sendiri lagi,
sudah ada orang-orang baru yang hadir dalam hidupku yakni suami, janin kami
beserta keluarga suamiku. Aku melewatkan hari-hari menjelang lebaran hingga
hari Idul Fitri di rumah mertua.
Menikmati masa-masa baru dalam balutan keluarga hangat yang baru kukenal selama
kurang dari satu tahun ini. Melewati malam takbir dan shalat Ied yang berbeda
di lingkungan baru. Sungguh pada lebaran kali ini Allah menghadiahkan
kebahagiaan yang begitu besar. Sebuah loncatan besar dalam hidupku telah
kulalui di tahun ini. Menikah, menyelesaikan kuliah, memiliki suami dan bayi
yang bergerak-gerak riang di rahimku setiap hari dan keluarga baru yang begitu
baik. Terima kasih ya Rabb, sungguh kebahagiaan besar telah kau anugerahkan
kepada kami. Semoga kami selalu bisa mensyukurinya. Amin.
Salam Sobat Anisa Wijayanti..., salam kenal dan salam persaudaraan.
BalasHapusAlhamdulillah, tulisan di atas sudah kami posting di http://www.timkomte.com/2012/09/lebaran-bagi-keluarga-baru-kami.html
Silakan mengundang teman sebanyak-banyaknya untuk memberikan komentar di link tersebut di atas.
Salam