Pendidikan adalah salah satu kunci penting yang menentukan maju mundurnya suatu bangsa,mungkin inilah yang disadari Kartini, salah satu putri bangsa Indonesia, Kartini lahir pada zaman dimana pendidikan di tanah airnya masih sangat jauh tertinggal dibandingkan negara-negara lain yang dia kenal, seperti Belanda. Pada usia yang masih belia Kartini menyadari bahwa dirinya harus berbuat sesuatu demi kemajuan pendidikan di tanah air yang dia cintai, maka dia mulai merintis untuk membimbing gadis-gadis buta huruf yang tinggal di sekitar rumahnya untuk belajar membaca, menulis dan berhitung sebagai pendidikan dasar, Kartini membimbing gadis-gadis yang kurang beruntung itu dengan penuh kesabaran, meskipun mereka masih terbata-bata dengan fasilitas yang tak pernah ada, Kartini yakin, dengan pendidikan dasar yang memadai maka bangsa dan tanah air Indonesia yang dia cintai bisa terlepas dari keterpurukan.
Saat ini Kartini dengan semangatnya yang tinggi tak ada lagi, kini sektor pendidikan sudah didukung dengan berbagai fasilitas yang memadai, Kartini mungkin bisa tersenyum melihat kemajuan pendidikan saat ini, stidaknya angka buta huruf tak setinggi pada era dimana ia masih hidup.
Di tengah kemajuan dan teknologi yang ada,tetap saja, kesadaran akan pentingnya pendidikan di kalangan masyarakat Indonesia masih sangat minim.
sistem pendidikan yang telah didukung dengan teknologi yang memadai, sehingga putra-putra bangsa kita diberi akses yang lebih mudah untuk mempelajari berbagai hal dan tenaga pengajar di berbagai tingkat pendidikan yang kini lebih profesional. Kurang bisa dimanfaatkan untuk menggali potensi Sumber Daya Manusi yang ada.
Ironis memang, kemapanan di bidang teknologi dan fasilitas yang memadai itu kurang didukung dengan kesadaran anak didik untuk mau belajar dan mengambil berbagai manfaat dari teknologi yang ada. Sebagian besar generasi muda saat ini cenderung lebih menyukai hal-hal yang kurang bermanfaat seperti menghabiskan waktu berjamjam hanya untuk menonton acara televisi yang cenderung tak ada manfaatnya sama sekali, meninggalkan PR dan buku-buku hanya untuk menyelesaikan game yang hanya membuat dirinya makin melupakan tanggung jawabnya sebagai pelajar. Tak hanya itu, generasi muda kita saat ini juga tengah dibombardir dengan gaya hidup yang bebas dan cenderung easy going, lingkungan mencetak mereka untuk mencicipi kemudahan teknologi, tanpa mereka mau menyadari bahwa sesungguhnya teknologi itu diciptakan demi kemudahan mereka untuk menggali ilmu pengetahuan, melihat kenyataan ini Kartini mungkin akan sangat sedih, betapa pendidikan yang dulu sangat ia perjuangkan, kini disiasiakan oleh putra-putra bangsa kita sendiri.
Kartini tak mungkin hidup kembali, tapi sebagai generasi muda, sudah sepantasnya kita segera menyelamatkan nasib bangsa, buat Kartini tersenyum kembali, yakinkan ia bahwa tak semua anak bangsa akan membuatnya kecewa, masih ada Kartini masa kini, setidaknya masih ada calon pendidik generasi muda bangsa ini yang akan membuktikan. Ada semangat Kartini yang mengalir dalam darah anak bangsa ini, ada semangat untuk bangkit dari keterpurukan dengan mengawali dari sektor pendidikan, Satu saat Kartini pasti bisa tersenyum lega, melihat impiannya menjadi nyata, saat ini mimpi ini juga mimpi kita semua, mimpi dan harapan untuk bangkit segera, demi kemajuan bangsa mulai dari kebangkitan di bidang pendidikan
.
Oleh Anisa Wijayanti
0 komentar:
Posting Komentar